BJ.com – Ibu kota Taiwan, Taipei, terhenti pada Kamis (17/7/2025) ketika pulau itu mengadakan salah satu latihan pertahanan sipil terbesar yang pernah ada untuk menghadapi kemungkinan invasi China.
Sirene serangan udara berkumandang di seluruh wilayah metropolitan, dan di beberapa wilayah. Warga terpaksa berlindung di dalam rumah, sementara lalu lintas macet total.
Kota juga menggelar latihan evakuasi massal dan gladi resik penanganan korban massal.
Latihan tersebut diadakan bersamaan dengan latihan perang terbesar Taiwan – latihan tahunan Han Kuang – saat pulau itu semakin berupaya meningkatkan pertahanan mereka.
Tiongkok sendiri mengklaim Taiwan memiliki pemerintahan sendiri sebagai bagian dari wilayahnya, dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk “menyatu kembali” dengan pulau tersebut.
Acara itu dihadiri oleh William Lai, Presiden Taiwan terpilih tahun lalu, pejabat pemerintah- kota, serta pejabat asing termasuk Raymond Greene, Kepala Institut Amerika Taiwan yang juga sebagai kedutaan besar AS de facto di Taiwan, seperti dikutip BBC, Kamis (17/7/2025).
Dalam pidato di akhir latihan, Lai menekankan pentingnya persatuan dan ketahanan masyarakat Taiwan untuk melindungi pulau tersebut dan nilai-nilai demokrasi yang sudah dirintis.
Ia juga menekankan latihan Han Kuang dan Urban Resilience ditujukan guna membangun pertahanan Taiwan dan pulau tersebut tidak mencari perang.
“Kami berharap dengan mempersiapkan perang, kita dapat menghindari perang, dan mencapai tujuan perdamaian,” ujarnya.
“Dengan persiapan, kita memiliki kekuatan.”
Setiap hari latihan yang dimulai Selasa dan berakhir Jumat, sirene serangan udara dibunyikan selama setengah jam di beberapa kota.
Warga di area yang ditentukan di setiap kota harus berlindung di dalam ruangan atau berisiko dikenakan denda.
Semua toko dan restoran juga harus menghentikan operasional. Lalu lintas jalan raya juga harus dihentikan, dan pengemudi diwajibkan segera menepi dan masuk ke dalam ruangan.
Di Taipei, ratusan pekerja darurat dan relawan mengambil bagian dalam latihan serangan udara ini. Dan evakuasi di alun-alun kuil yang ramai, sekolah, stasiun kereta bawah tanah, juga jalan raya.
Mereka juga menggelar simulasi penanganan korban massal dengan melakukan serangan rudal atau bom ke gedung-gedung. Di mana petugas darurat mengangkut korban selamat dan merawat luka-luka mereka. Serta menyiapkan titik-titik distribusi untuk perlengkapan darurat.
Latihan Ketahanan Perkotaan minggu ini adalah latihan pertahanan sipil terbaru yang diselenggarakan Taiwan tahun ini dalam upaya mempersiapkan kota-kotanya menghadapi kemungkinan serangan dan meningkatkan kewaspadaan penduduk mereka.
Tiongkok mengkritik latihan tersebut sebagai “gertakan dan sikap menipu diri sendiri” yang dilakukan Lai dan Partai Progresif Demokratik yang berkuasa guna mendorong agenda pro-kemerdekaan. (**